Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Widget HTML #1

PTK DAN PTS

PTK Penelitian Tindakan Kelas Untuk Mengatasi Perilaku Menyimpang Siswa (KODE 048)

Untuk mendapatkan file skripsi / Thesis / PTK / PTS lengkap (Ms.Word),
hubungi : 0856 42 444 991


 BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah

                Pada abad modern sekarang ini, perkembangan masyarakat sudah sangat maju. Segala bidang kehidupan masyarakat maju dengan pesat, termasuk dalam bidang hukum dan teknologi. Dengan pesatnya perkembangan teknologi, maka akan membawa dampak positif dan negatif. Dampak positif adalah membawa kehidupan yang lebih cepat dan menjamin kemudahan, sedangkan dampak negatifnya adalah dengan semakin meningkatnya kejahatan dan pelanggaran.

            Masyarakat modern yang serba komplek sebagai produk kemajuan teknologi, mekanisasi, industrialisasi dan urbanisasi memunculkan banyak masalah sosial. Usaha adaptasi atau penyesuaian diri terhadap masyarakat modern yang sangat kompleks itu menjadi tidak mudah. Kesulitan mengadakan adaptasi dan adjustment menyebabkan banyak kebimbangan, kebingungan, kecemasan dan konflik, baik konflik eksternal yang terbuka maupun yang internal dalam batin sendiri yang tersembunyi dan tertutup sifatnya.

                Sebagai dampak dari kondisi yang semacam ini banyak orang lalu mengembangkan pola tingkah laku menyimpang dari norma-norma hukum, dengan jalan berbuat semaunya sendiri demi keuntungan sendiri dan kepentingan pribadi, kemudian mengganggu dan merugikan pihak lain.

                Pada zaman modern seperti sekarang ini bertemulah banyak kebudayaan sebagai hasil dari makin akrabnya komunikasi daerah, nasional dan internasional. Percampuran bermacam-macam budaya itu dapat berlangsung lancar dan lembut, akan tetapi tidak jarang berproses melalui konflik personal dan sosial yang hebat. Banyak pribadi yang mengalami gangguan jiwani dan muncul konflik budaya yang ditandai dengan keresahan sosial serta ketidakrukunan kelompok-kolompok sosial. Sebagai akibat lanjut timbul ketidaksinambungan, disharmoni, ketegangan, kecemasan, ketakutan, kerusuhan sosial dan perilaku yang melanggar norma-norma hukum formal. Situasi sosial yang demikian ini mengkonsionir timbulnya banyak perilaku paotogis sosial atau sosiopatik yang menyimpang dari pola-pola umum, sebab masing-masing orang hanya menaati norma dan peraturan yang dibuat sendiri.

                Sebagian besar dari mereka bertingkah laku seenak sendiri tanpa mengindahkan kepentingan orang lain, bahkan suka merampas hak-hak orang lain. Akibatnya muncullah banyak masalah sosial yang disebut dengan tingkah laku sosiopatik, deviasi sosial, disorganisasi sosial, disintegrasi sosial dan diferensiasi sosial.

                Kenakalan remaja merupakan bagian dari masalah sosial yang seringkali muncul di berbagai daerah. Perkembangan remaja yang saat ini terjadi sangat relevan dengan perilaku yang menyimpang dari norma-norma yang berlaku, sehingga seringkali pergaulan ini menyebabkan masalah sosial apabila tidak ada pengawasan yang ketat dari berbagai pihak yang terkait seperti keluarga, lingkungan, pemerintah maupun sekolah.

              Tingkah laku menyimpang menurut Supartinah Sadli yang dikutip oleh Sofyan S. Willis adalah “Tingkah laku yang melanggar atau bertentangan atau menyimpang dari aturan-aturan normatif.” Dari definisi ini jelaslah bahwa asumsi  terhadap tingkah laku yang menyimpang ditentukan oleh norma-norma yang dianut oleh anak. Masyarakat adalah komunitas terakhir yang menentukan apakah anak melakukan perilaku menyimpang.
              Dalam mengikuti tuntutan masa depan, pelaksanaan pembangunan bidang pendidikan menjadikan sesuatu hal yang sangat penting, karena dengan pendidikan orang akan mengenal, memahami, dan menyesuaikan dengan lingkungan, dengan semakin meningkatnya tingkat pendidikan diharapkan siswa didik menjadi lebih mampu dalam mengatasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi sehingga diperoleh solusi terbaik dari permasalahan itu. Sedangkan tujuan pendidikan seperti yang digariskan dalam Undang-undang No. 2 Tahun 1998 adalah :
Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertagwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi luhur, memiliki jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggungjawab kemasyarakatan dan bangsa.

 

              Tujuan pembelajaran di dalam sekolah adalah menitikberatkan pada perilaku siswa atau perbuatan (performance) sebagai suatu jenis out put yang terdapat pada siswa dan teramati hal tersebut menunjukkan bahwa siswa tersebut telah melaksanakan kegiatan belajar. Dalam pola pelaksanaan pendidikan tidak terlepas peran keluarga, sekolah maupun masyarakat, bahkan dari kenyataan bahwa pendidikan keluarga merupakan lembaga pendidikan yang pertama yang kehidupan anak-anak maupun menerapkan sebagai makhluk sosial, disamping itu keluarga sangat berperan dalam pembentukan watak, tingkah laku, moral dan pendidikan kepada anak. Disamping itu keluarga juga sebagai tempat untuk belajar memahami dirinya tempat belajar tentang norma yang ada itu.
              Adapun pengajar dalam hal ini guru tugas utamanya adalah mendidik, melatih, membimbing siswa untuk belajar dan mengembangkan dirinya. Guru dalam melaksanakan tugasnya diharapkan dapat membantu siswa sebagai individu yang dalam hal ini dapat hidup mandiri di tengah-tengah masyarakat modern, disamping tugas pengajar belum selesai atau berakhir setelah menyampaikan materi pelajarannya dikelas. Sebagai pendidik, guru juga bertanggungjawab memberikan binaan, bimbingan siswa-siswanya dalam menyelesaikan masalah sehari-hari, sehingga siswa betul-betul mampu mandiri dengan menggunakan fakta, konsep, prinsip-prinsip dan teori-teori yang telahmereka dapatkan dibangku sekolah. Disamping guru sebagai seorang pengajar, guru juga seorang tenaga professional yang memiliki peranan yang sangat besar dalam dunia pendidikan, guru harus mampu memberikan keputusan pelayanan dalam proses belajar mengajar. Dalam hal ini guru harus mampu memilih dan menerapkan strategi serta metode pembelajaran, metode pelayanan bimbingan yang cocok, sehingga tercipta suasana pembelajaran yang demokratis dan dapat menyenangkan siswa.
              Hal semacam ini belum semuanya dapat dilaksanakan oleh semua guru pada saat mengajar, mengingat semua guru belum semuanya menggunakan metode konvensional, termasuk di SMP Negeri 2 Randublatung. Maka hasil yang diperoleh belum memenuhi ketuntasan belajar yang disyaratkan secara nasional. Kondisi yang sesuai dengan kenyataan masih kurangnya guru pembimbing di SMP Negeri 2 Randublatung mengingat idealnya seorang guru pembimbing mengasuh / membimbing 150 siswa padahal di SMP Negeri 2 Randublatung hanya ada seorang guru pembimbing yang masih jauh dari harapan.  
B.     Perumusan Masalah
               Agar permasalahan yang akan diteliti menjadi lebih jelas dan penulisan PTK mencapai tujuan yang diinginkan maka perlu disusun perumusan masalah yang didasarkan pada latar belakang dan pembatasan masalah dimana perumusan tersebut antara lain : Apakah dengan menggunakan layanan bimbingan pribadi dapat mengatasi kenakalan siswa kelas VII D di SMP Negeri 2 Randublatung ?
C.    Tujuan Penelitian
               Dalam suatu penelitian, pastilah ada tujuan yang hendak dicapai. Tujuan dari penelitian dalam penulisan penelitian  ini adalah :
1.      Untuk mengetahui tingkat kenakalan siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Randublatung
2.      Untuk mengetahui faktor – faktor yang mempengaruhi kenakalan siswa kelas VII D SMP Negeri 2 Randublatung
3.      Untuk mengetahui efektivitas pelayanan bimbingan pribadi dalam mengatasi kenakalan siswa pada kelas VIID SMP Negeri 2 Randublatung
D.    Manfaat Penelitian
1.      Manfaat Teoritis

a.    Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi guru dalam pelayanan bimbingan terhadap murud.

b.    Hasil penelitian ini diharapkan bisa melukiskan bagaimana proses pemberian bimbingan pada siswa disekolah.

2.      Manfaat Praktis

Hasil penelitian ini diharapkan memberikan masukan dan saran bagi guru dan pihak sekolah dalam menerapkan metode yang tepat dalam pelayanan bimbingan kepada siswa sekolah.