PENDEKATAN KOOPERATIF DAPAT MENINGKATAN PENCAPAIAN KETUNTASAN PELAJARAN EKONOMI
PENGGUNAAN PENDEKATAN KOOPERATIFDAPAT MENINGKATAN PENCAPAIAN STANDAR KETUNTASAN
BELAJAR MINIMAL MATA PELAJARAN EKONOMI
SEMESTER GANJIL DI SMA NEGERI 1 KOTAGAJAH
TAHUN PELAJARAN 2005/2006
(Penelitian
Tindakan Kelas di Kelas X -2
Semester I SMA Negeri 1 Kotagajah)
Untuk Mendapatkan File BaB 1-5 Hub 0856 42 444 991
ABSTRAK
Peningkatan mutu
pendidikan melalui pengembangan kurikulum 1994 menjadi kurikulum 2004 menuntut
adanya upaya dari berbagai pihak yang berkompeten di dunia pendidikan untuk
selalu mengikuti perkembangan tersebut. Guru sebagai salah satu pelaksana
pendidikan di lapangan baik sebagai pembimbing, pendidik maupun pengajar harus
mampu menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif. Oleh karena itu, guru
dituntut untuk memilih dan menentukan pendekatan dan metode yang tepat dalam
proses pembelajaran.
Salah satu pendekatan
yang penulis tawarkan terkait dengan karakteristik mata pelajaran ekonomi
adalah pendekatan kooperatif.Sesuai dengan hasil penelitian ini ternyata
pendekatan tersebut memberikan pengaruh yang positif dalam upaya peningkatan
pencapaian ketercapaian ketuntasan belajar minimal siswa.Sebab dalam pendekatan
kooperatif ternyata mampu mengkondisikan siswa menjadi saling ketergantungan
dan harus bekerjasasma dalam mendapatkan hasil bersama pula.Pendekatan ini
ternyata mampu mendorong siswa untuk mengeluarkan pendapat (sumbangan ide),
berani bertanya, dan berani berargumentasi di hadapan publik.Dari perubahan
sikap/perilaku sosial anak yang terjadi pada siklus I, siklus II maupun siklus
III penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan kooperatif dapat
meningkatkan ketercapaian standar ketuntasan belajar minimal siswa.
Berdasarkan
pengamatan, perubahan-perubahan perilaku sosial anak dalam proses belajar
ternyata juga mampu mengkonstruksi diri siswa, artinya dalam bentuk kerja
kelompok siswa terlatih untuk berperilaku secara demokratis. Dengan demikian
maka pendekatan kooperatif ini sangat tepat apabila menjadi salah satu pilihan
pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran ekonomi, karena melalui pendekatan
ini yang meningkat tidak hanya pencapaian nilai PPK (kognitif) tetapi juga
terjadinya perubahan positif dalam perilaku/sikap siswa.
Melihat hasil
penelitian ini sangat positif, peneliti berharap guru ekonomi (khususnya) harus
berani melakukan upaya-upaya peningkatan ketercapaian ketuntasan belajar
minimal dengan melaksanakan penerapan pendekatan dan metode pembelajaran yang
bervariatif, termasuk pendekatan kooperatif.Disamping itu hendaknya dalam upaya
penggunaan pendekatan kooperatif perlu adanya perpaduan dengan pemilihan
tindakan-tindakan khusus yang bervariasi pula.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Peningkatan mutu pendidikan saat
ini menjadi pusat perhatian pemerintah dalam rangka meningkatkan kualitas sumber daya manusia (SDM). Hal ini antara lain
ditandai dengan digantinya kurikulum tahun 1994 dengan kurikulum pendidikan
yang berbasis kompetensi (KBK), yang kemudian disebut kurikulum 2004.
Penyempurnaan kurikulum tidak
sekaligus dapat mengubah mutu pendidikan karena yang
berkait erat dengan mutu pendidikan adalah realitas pembelajaran yang
dilaksanakan di sekolah. Mutu pendidikan akan meningkat bila kualitas
pembelajarannya baik. Pembelajaran dikatakan baik, apabila pembelajaran yang
dilaksanakan di dalam kelas memberi pengalaman riil kepada peserta didiknya.
Menurut Nurhadi (2003:11) melalui pengalaman riil atau pengalaman nyata manusia
akan mengkonstruksikan (membangun) pengetahuan dan memberikan makna sedikit
demi sedikit yang hasilnya diperluas melalui konteks yang terbatas dan tidak
sekonyong-konyong.
Pembelajaran yang sedang menjadi
perhatian saat ini adalah pembelajaran yang demokratis, artinya pendekatan
pembelajaran yang menggunakan sarana dan prasarana (media)
pembelajaran yang dapat mengaktifkan semua indra peserta didik untuk
mengaktualisasikan dirinya dengan cara mengekspresikan dirinya melalui
pengajuan pendapat.
Sedangkan peran pendidik dalam hal
ini guru adalah sebagai fasilitator yang baik, apabila guru mempunyai kemampuan
dalam hal penguasaan konsep, metode pembelajaran beserta sarana pembelajaran
yang mendukung.
Pendekatan pembelajaran yang
dikembangkan dalam pembelajaran sekarang antara lain konstruktivisme, yaitu
suatu pendekatan pembelajaran yang membimbing peserta didik untuk menyusun
kemampuannya menjadi suatu konsep yang benar. Selain itu juga mendorong anak
didik untuk melakukan sesuatu, agar dalam membangun konsep siswa memiliki
keterampilan yang sangat berguna bagi kehidupannya dimasa mendatang
Dalam pedoman khusus pengembangan silabus dan penilaian kurikulum 2004 (Depdiknas, 2003:18)
disebutkan bahwa batas ketuntasan ditetapkan dengan skor 75%. Artinya siswa
setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dan diadakan penilaian diharapkan
memperoleh nilai minimal 75. Batas ketuntasan atau sering dinamakan standar ketuntasan belajar minimal (SKBM) ini adalah ketentuan
yang diharapkan dapat dicapai dalam jangka panjang. Pada saat ini (tahap penyesuaian kurikulum) sekolah-sekolah yang
melaksanakan kurikulum 2004 masih diberi kesempatan untuk menetapkan SKBM-nya.
SMA Negeri 1 Kotagajah Kabupaten Lampung Tengah pada tahun pelajaran 2005-2006
telah menetapkan SKBM untuk mata pelajaran ekonomi pada angka 65, yang secara bertahap akan
dinaikkan menuju angka 75.
Berpijak dari tuntutan di atas,
tidak sedikit kalangan guru sebenarnya menghadapi banyak masalah, khususnya
permasalahan yang terkait dengan adanya perubahan / pembaharuan kurikulum. Baik yang
berupa penguasaan pendekatan
pembelajaran, sistem penilaian maupun pemahaman terhadap penguasaan materi
pelajaran terutama materi-materi pelajaran baru.
Dari sekian banyak masalah yang
dihadapi guru satu hal yang paling prinsip dalam upaya peningkatan
profesionalisme adalah penguasaan profesinya. Guru haruslah memiliki wawasan
konsep yang luas dan memiliki kemampuan mengembangkan metode/pendekatan dalam
mengajar. Proses belajar mengajar di SMA pada saat sekarang ini
sudah menggunakan lembar kegiatan siswa (LKS) yang merupakan panduan
siswa untuk menemukan suatu fakta dan teori. Hasil pengamatan sementara pihak
bahwa guru dalam proses pembelajarannya dinilai jarang menggunakan metode kerja
kelompok dan diskusi kelas, sehingga pelaksanaan pembelajaran keterampilan
proses yang digunakan hasilnya kurang memuaskan.
Berdasarkan kondisi yang demikian
ini maka perlu dikembangkan suatu model pembelajaran yang dapat mengangkat
hasil belajar siswa yaitu melalui kerja kelompok. Salah satu alternatif
pengembangan model pembelajaran tersebut adalah berdasarkan teori belajar konstruktivisme, dengan menggunakan
pendekatan belajar kooperatif. Karena belajar yang demikian anggota kelompok
akan bekerja secara bersama-sama saling membantu antar anggota kelompoknya.
Selain itu siswa akan berpikir aktif, berinteraksi sosial dan berkomunikasi
antar anggota di samping menekankan pada prestasi akademik.
Dari dua kutub yang berbeda, yaitu
permasalahan yang dihadapi guru dengan identifikasi pendekatan belajar mengajar
yang bersifat kooperatif, maka dalam penelitian ini ingin membuktikan efektifitas
penggunaan pendekatan kooperatif pada proses pembelajaran ekonomi di SMA untuk
peningkatan pencapaian standar ketuntasan belajar minimal.